Cerita dewasa ngentot pembantu perawan.. Pertama kenalkan nama gue Andre (nama samaran), gue bekerja di salah satu perusahaan swasta di ibukota Jawa timur. Usia gue 27 tahun dan belum menikah. Sejak membaca artikel yang ada di indonesia.freesexonly.net, gue tertarik untuk membagi pengalaman gue dengan pembaca yang lain.
Tentang wanita yang gue sukai, gue lebih menyukai orang Indonesia asli dan bahkan gue sering mengamati pembantu- pembantu yang ada di sekitar rumah gue tinggal dan juga wanita-wanita yang usianya lebih tua dari gue.
Cerita dewasa ngentot pembantu perawan. Kisah ini berawal 9 atau 10 bulan yang lalu, saat itu gue bermaksud menjemput pacar gue di rumahnya, namun sesampainya di rumahnya ternyata kosong, hanya ada pembantu bernama santi yang ada di rumah. santi yang berusia jauh lebih tua dari gue ini bertubuh kecil, hitam, berparas cantik dan mempunyai bentuk payudara yang menarik (walaupun kecil tapi bentuknya tegak ke depan).
Saat itu gue menunggu pacar gue pulang dari kerjanya, kemudian santi minta tolong gue untuk mengangkat meja ke ruangan sebelahnya bersama dengannya. Untuk mengangkat tentunya kami harus membungkuk, dan pada saat itu santi yang menggunakan pakaian batik membungkuk untuk mengangkat meja tersebut di hadapan gue. Saat itulah gue menyaksikan dua bukit kembar yang bergantungan di dalam BH berwarna hitam. Secara refleks, ‘adik’ gue langsung bangkit dan gue terus memperhatikan pemandangan tersebut sampai akhirnya Santi menyadari bahwa gue sedang memandangi payudaranya. Secara refleks Santi langsung menutup pakaiannya itu dan tersipu malu. gue bersikap pura- pura tidak mengetahui kejadian tersebut.
Itulah awal dari cerita sex ini. Sejak saat itu apabila ada kesempatan Santi memperlihatkan payudaranya di depan gue, entah waktu dia sedang mengepel lantai atau sedang membungkuk selalu dengan secara sengaja dia memperlihatkannya di depan mata gue. Dalam pikiran gue sudah berkecamuk pikiran untuk dapat meremas payudara tersebut, namun kemudian rasa khawatir muncul lagi karena dia adalah pembantu yang bekerja di tempat pacar gue, bagaimana nanti kalau sampai ketahuan?
Persisnya, hari Sabtu bulan februari kemarin gue ke rumah pacar gue lagi untuk mengambil barang yang tertinggal di sana (pada waktu itu pacar gue dan keluarganya sedang ke surabaya untuk acara pernikahan keluarga). Otomatis pada saat itu di rumah pacar gue hanya ada Santi seorang diri, gue pun segera masuk ke ruangan di mana gue meninggalkan barang gue. Kemudian gue bermaksud untuk segera pulang dan memanggil Santi untuk membukakan pintu bagi gue. Namun setelah gue panggil berulang kali tidak ada jawaban, gue beranikan diri untuk menuju kamarnya untuk memanggil dia.
Pada saat gue sudah berada di depan kamar dan berusaha mengintip ke dalam kamar, gue melihat dia sedang melepaskan baju atas yang dipakainya sehingga hanya memakai BH warna hitam dan rok warna coklat. Santi agak terkejut melihat gue sudah berada di depan kamarnya dan langsung berusaha untuk menutupi bagian depan dari tubuhnya. gue yang sudah terlanjur di depan kamar pun tidak kalah kagetnya melihat Santi dengan pakaian yang minim. Kami saling berpandangan dan tanpa dapat berkata apa-apa satu sama lain.
Akhirnya gue beranikan untuk maju dan mencoba untuk menyentuh payudaranya, ternyata Santi hanya diam saja, sehingga akhirnya gue peluk dia dari belakang (bau tubuhnya sangat wangi karena kelihatannya Santi habis mandi dan keramas). Kedua tangan gue secara otomatis terarah ke payudaranya yang masih tertutup BH hitam, gue coba mengelusnya dan gue berusaha memasukkan tangan gue ke dalam. Ternyata sesuai dugaan gue, putingnya sudah mengeras dan memanjang. Saat gue pilin, Santi mengeluarkan suara, “Ah.. ah.. ahh…” sehingga menimbulkan rangsangan yang hebat bagi gue.
gue terus memilin putingnya sambil menciumi tengkuknya dari belakang. Adegan tersebut berlangsung selama kurang lebih 5 menit, kemudian Santi melepaskan tangan gue dari payudaranya dan berbalik menghadap gue, kaos yang gue pakai mula- mula dilepaskannya, kemudian menyusul celana pendek yang gue pakai sehingga sekarang gue tinggal menggunakan celana dalam saja dengan gundukan di tengah yang cukup besar. Gundukan tersebut dielus dengan gerakan tangan yang sangat merangsang sehingga rasanya kontol gue sudah berdenyut-denyut.
Kemudian setelah puas dengan elusannya, Santi melepaskan celana dalam gue dan berkata, “Untuk ukuranmu kontolmu cukup gede juga ya..” sehingga tampaklah kontol gue yang sudah tegang.
Dengan posisi berjongkok, Santi terus mengocok kontol gue dan kemudian memasukkan kontol gue ke dalam mulutnya. Perasaan gue semakin berdebar- debar, apalagi ditambah dengan kenikmatan kuluman kontol gue di mulut Santi. Santi masih terus mengulum kontol gue dan kadang ditambah dengan meremas payudaranya sendiri.
Dengan posisi berjongkok, Santi terus mengocok kontol gue dan kemudian memasukkan kontol gue ke dalam mulutnya. Perasaan gue semakin berdebar- debar, apalagi ditambah dengan kenikmatan kuluman kontol gue di mulut Santi. Santi masih terus mengulum kontol gue dan kadang ditambah dengan meremas payudaranya sendiri.
Setelah kurang lebih 10 menit, gue angkat dia sehingga sekarang dalam posisi berdiri. gue tidurkan dia di ranjang dan gue mulai menciumi dia di wajahnya, kemudian dilanjutkan dengan berpagutan, lidah kami saling memasuki mulut masing-masing, sehingga menambah gairah kami. Kemudian ciuman mulai gue turunkan ke arah leher dan payudara. Melihat puting yang tegak menghadap ke atas itu gue menjadi gemas dan segera gue kulum dan gue gigit dengan pelan, Santi kelihatan sangat terangsang, terlihat dari gerakan-gerakan dia yang mulai tidak teratur dan napasnya yang tersengal- sengal.
Putingnya masih gue gigit sampai 5 menit kemudian, dan tangan kanan gue mulai menuju ke bagian bawah. Rok yang masih digunakan gue minta untuk dilepas sehingga sekarang tampaklah celana dalam warna hitam dengan bentuk yang sangat kecil, sehingga menambah rangsangan bagi gue. Tangan kiri gue masih sibuk memilin putingnya, sedangkan tangan kanan gue mulai bergerilya ke bagian dalam celana dalamnya.
Begitu memasuki celana dalamnya, terasa ada rambut- rambut keriting yang sudah sedikit basah, gue coba gosok- gosok terus bagian tersebut sambil gue pilin putingnya.
Santi terus mendesah, “Ah… shh… shhh… enak sekali Mas..! Yang lebih cepat..!”
gue tingkatkan gosokan tangan kanan gue di vaginanya.
Santi terus mendesah, “Ah… shh… shhh… enak sekali Mas..! Yang lebih cepat..!”
gue tingkatkan gosokan tangan kanan gue di vaginanya.
Dan setelah beberapa saat gue berhenti, Santi yang kelihatannya hampir orgasme melihat gue dengan wajah kecewa. Tapi kemudian gue segera mengangsurkan mulut gue ke vaginanya setelah sebelumnya celana dalamnya gue copot. Tampaklah bagian memeknya yang sangat indah, bulu-bulu kecil keriting dipotong dengan rapih mengikuti jalur V- nya. gue segera menciumi bagian tersebut(sebelumnya gue merasa jijik untuk mencium memek cewek) dan gue menuju ke daerah klitorisnya, gue temukan klitorisnya dan gue jilati dengan lidah gue dengan cepat.
“San gue mau keluar nih..! Ah..!”
Santi kemudian mengeluarkan kontol gue dari dalam mulutnya dan mengepitkan kontol gue di antara kedua dadanya. Dengan gerakan naik turun Santi mengocok kontol gue dengan kedua payudaranya. Akhirnya pertahanan gue jebol juga.
“San.., gue keluar, ah..!”
Rasanya seperti terbang ke awang- awang, nikmatnya kontol gue dipegang oleh cewek (biasanya gue hanya melakukan onani sambil melihat gambar atau video sex).
Santi kemudian mengeluarkan kontol gue dari dalam mulutnya dan mengepitkan kontol gue di antara kedua dadanya. Dengan gerakan naik turun Santi mengocok kontol gue dengan kedua payudaranya. Akhirnya pertahanan gue jebol juga.
“San.., gue keluar, ah..!”
Rasanya seperti terbang ke awang- awang, nikmatnya kontol gue dipegang oleh cewek (biasanya gue hanya melakukan onani sambil melihat gambar atau video sex).
Setelah itu kami berbaring di ranjang karena kelelahan. Santi bercerita ke gue bahwa dia sudah lama ingin melakukan hubungan seks dengan gue, apalagi setelah dia bercerai dengan suaminya. Sambil bercerita, tangan Santi mulai meraba kontol gue lagi sehingga mau tidak mau kontol gue kembali tegak menantang.
Melihat itu Santi berkata, “gue masukkan ke memekku ya Mas..? Mas mau di bawah atau di atas?”
gue jawab gue di bawah saja, jadi dapat melihat dan meremas payudaranya.
Santi berkata, “Mas kok nakal sih..? Ntar kan sakit..!”
Melihat itu Santi berkata, “gue masukkan ke memekku ya Mas..? Mas mau di bawah atau di atas?”
gue jawab gue di bawah saja, jadi dapat melihat dan meremas payudaranya.
Santi berkata, “Mas kok nakal sih..? Ntar kan sakit..!”
Kemudian Santi mulai bangkit dan pelan- pelan ke atas gue dan memasukkan kontol gue ke dalam lubang memeknya. Mulanya terasa seret sekali, namun akhirnya dapat juga kontol gue (ukuran nya tidak terlalu panjang mungkin sekitar 14 cm saja) memasuki liang senggamanya. Santi mulai menggoyang pinggulnya di atas gue dan gue mulai merasakan kenikmatan itu. gue sudah membayangkan kenikmatannya waktu melihat video sex, namun gue tidak berani mempraktekkannya.
Goyangan pinggul Santi membuat payudaranya tergoncang-goncang ke kiri dan ke kanan. gue yang berada di bawahnya sangat terangsang melihat hal itu, tangan gue mulai meremasnya.
“San susumu kok bagus banget toh, belum pentilnya yang gede banget (waktu itu putingnya sudah dalam ukuran maksimal dan warnanya merah sekali, mungkin karena gue gigit tadi)”
Semakin lama goyangan Santi semakin cepat dan Santi sudah mendapat orgasmenya yang kedua.
“San susumu kok bagus banget toh, belum pentilnya yang gede banget (waktu itu putingnya sudah dalam ukuran maksimal dan warnanya merah sekali, mungkin karena gue gigit tadi)”
Semakin lama goyangan Santi semakin cepat dan Santi sudah mendapat orgasmenya yang kedua.
Setelah itu kami berganti posisi, gue duduk di ranjang dan dengan posisi berhadapan gue minta Santi memasukkan kontol gue ke lubang vaginanya.
“San cepet..! Aku udah ndak tahan nih..! Pentilmu gede banget..!” (bagian yang paling menarik gue dari tubuh wanita adalah payudara, terutama putingnya)
Kemudian Santi menggiring kontol gue masuk ke dalam lubang vaginanya, gue mengeluarkan desahan tersebut dan juga Santi secara bersamaan juga mengeluarkan terus desahan-desahannya.
“San cepet..! Aku udah ndak tahan nih..! Pentilmu gede banget..!” (bagian yang paling menarik gue dari tubuh wanita adalah payudara, terutama putingnya)
Kemudian Santi menggiring kontol gue masuk ke dalam lubang vaginanya, gue mengeluarkan desahan tersebut dan juga Santi secara bersamaan juga mengeluarkan terus desahan-desahannya.
Goyangan yang kami lakukan semakin bertambah cepat. Sambil gue remas payudaranya, gue mencium mulutnya. Kami terus saling berpagutan sambil menggoyangkan pinggul masing- masing. Setelah 10 menit, gue merasa gue sudah mau sampai lagi.
“San aku udah mau keluar lagi nih..! Dikeluarin di dalam atau di luar..?”
“Di dalam aja, tunggu sebentar ya, aku juga mau keluar nih..! Ah.., sh..!”
“San aku udah ndak tahan nih..!”
“Aku juga Mas, ah..!”
“San aku udah mau keluar lagi nih..! Dikeluarin di dalam atau di luar..?”
“Di dalam aja, tunggu sebentar ya, aku juga mau keluar nih..! Ah.., sh..!”
“San aku udah ndak tahan nih..!”
“Aku juga Mas, ah..!”
Akhirnya pada saat bersamaan kami mengeluarkan cairan kenikmatan kami bersama-sama di dalam lubang vagina Santi. Setelah itu Santi mengeluarkan kontol gue dari lubang vaginanya dan membungkuk untuk menjilati kontol gue dan membersihkannnya sampai sisa-sisa spema kami bersih.
Itulah pengalaman sex gue dengan Santi. Sampai saat ini kami masih kadang melakukan hubungan seks apabila ada kesempatan, bahkan gue sudah meniduri pembantu yang lain juga yang tubuhnya lebih behenol.
0 comments:
Post a Comment