Memalukan dan jijik, begitu perasaan saya ketika melihat penari telanjang itu meliuk-liukan tubuhnya, memuncakkan birahi 80% lelaki yang menghadiri acara itu.
Berawal dari undangan yang diberikan oleh teman, dan mengharuskan kami menghadiri acara itu , demi ikatan pertemanan. Saya pikir awalnya hanya biasa-biasa saja, seperti tempat-tempat yang biasa saya kunjungi.
Suasana berubah sangat riuh tepat ketika beberapa perempuan muda itu beraksi meliuk mengikuti irama musik, dengan pakaian serba minim. menurutku itu bukan pakaian tapi aku sebut underwear mereka hanya mengenakan bra dan cd. Semakin lama, suasana semakin riuh perempuan-perempuan muda itu mulai melucuti bra nya, dipertontonkan begitu saja di depan puluhan lelaki yang sejak dari tadi tak terpejam. Pantas saja keadaan semakin memanas. salah satu perempuan muda itu menuruni anak tangga Demi Tuhan aku tidak percaya dibiarkan saja lelaki itu menelusuri memek di balik cd nya dan menyelipkan selembar 50 ribuan. Jadi hanya segitu harganya? 50 ribu rupiah dan mereka bebas menelusuri apa yang di jaga wanita ? mereka membiarkan tangan-tangan itu menelusuri dan meraba memek semaunya ? Demi Tuhan, hina sekali. Bertelanjang dada demi 50 ribu rupiah? dan hanya beberapa pula yang memberinya.
Seperti itukah keadaan saat ini, moral perempuan saat ini? memang tidak semua Hanya saja aku berpikir, apa tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk menghidupi dirinya ? saya rasa, tidak perlu menjadi rendah dan tak bermartabat seperti itu. cukuplah alasan klise " gue gini untuk menghidupi diri gue dan keluarga gue " alasan yang memuakkan. Terlena oleh kemudahan yang mereka dapatkan. Namun tanpa sadar mereka menghina dirinya sendiri. " aduh itu pada gak di dimarahin ibunya apa ya telanjang kayak gitu " demikian celoteh salah satu temanku, laki-laki pula. Ah, semakin malu saja aku sebagai perempuan, ikut merasa terhina karena ulah mereka.
Terserah kalau aku dibilang kuno, kampungan, gak kenal zaman, sok suci, gak ngerti keadaan, yang pasti Semua itu sudah kelewatan, sudah tidak bermoral. kalau alasan seni saya tidak yakin itu seni jelas terdapat perbedaan yang sangat jelas diantaranya.tapi silahkan saja kalau mau dibilang itu seni. Tapi jelas buatku itu bukan seni, namun kehancuran.
Busyet, zaman memang semakin edan. Bayangkan, di salah satu desa terpencil, masyarakatnya disuguhi tari telanjang saat perayaan pesta perkawinan. Ironisnya, hiburan porno yang digelar siang bolong tersebut ditonton warga sekampung, termasuk anak-anak dan ibu-ibu.
Video berdurasi tiga menit lebih 43 detik itu kini beredar luas di internet. Diawali dengan penampilan seorang wanita berusia sekitar 25 tahun, mengenakan top tank merah dengan melenggak-lenggokkan tubuh.
Tanpa diperkirakan sebelumnya, wanita tersebut tiba-tiba nenarik bajunya ke atas hingga payudaranya kelihatan dan memelorotkan celananya.
Sama sekali tak ada raut sungkan di wajah wanita tersebut, padahal di kiri dan kanannya ramai anak-anak yang masih berusia di bawah 10 tahun. Sedangkan di depannya barisan bapak-bapak hingga engkong-engkong terlihat begitu serius memperhatikan. Tak hanya berjoget dengan dada telanjang, sang penari ini pun tak marah saat payudaranya dikecup salah seorang penonton atau bahkan dipegang-pegang sembari memberikan saweran.
0 comments:
Post a Comment