“Ketika robot butuh kata baru, mereka akan menciptakannya,” ujar kepala proyek Lingodroid, Hazel Wiles, di University of Queensland seperti dilaporkan Dailymail.
Wiles berharap, ‘bahasa’ robot suatu saat akan membuat mereka menjadi perawat lansia.
Bahasa robot kini berevolusi pada titik di mana robot bisa mengatur rencana bertemu dengan robot lain di tempat berbeda, bahkan robot bisa mengobrol.
Sebelumnya, upaya semacam ini, ROILA (Robot Interaction Language), telah dilakukan guna membuat robot mampu berbicara dengan bahasa sederhana agar manusia bisa berbicara dengan robot.
Proyek Lingodroid merupakan upaya pertama membuat robot mampu ‘saling mengajari’ untuk berbicara. ‘Kata’ mereka merupakan gangguan elektronik yang tercipta dari sejumlah suku kata acak yang kemudian ditentukan lokasinya. Nama tempat yang telah tercipta sejauh ini termasuk ‘kuzo’, ‘jaro’, dan ‘fexo’. Tiap lokasi berukuran sekitar beberapa meter.
Lingodroid merupakan robot beroda dua yang menggunakan kamera, sonar dan laser guna memetakan ruang disekitarnya. Bahasa yang terdengar seperti suara tombol ponsel ini disuarakan dengan keras oleh robot menggunakan mikropon dan speaker.
0 comments:
Post a Comment